Sebelum kita menginjak pembahasan, (emangnya rumput diinjak,
hehhe) coba tebak deh apa jawaban yang tepat dari pertanyaan Hisyam At-Thalib
“Apa yang terpanjang dan juga terpendek; yang paling cepat
tetapi juga paling lambat; kita tidak mengindahkannya tapi setelah itu kita
menyesalinya; tidak ada yang dapat dilakukan tanpanya; ia menelan semua yang
kecil dan membangun segala yang besar?”
Nah lho.. apa hayoo??
Apalagi jawabannya kalo bukan ‘waktu’ (yang bener jawabnya
senyum donk, yang salah silahkan coba lagi! #ups) haa hua dzaa yang akan
kita bahas kali ini –waktu-. Kalo kita ngintip KBBI waktu diartikan dengan seluruh
rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung.
Jika disambungkan dengan pertanyaan hisyam diatas maka
artinya akan semakin luas lagi. Yuk mari kita uraikan….
Waktu adalah bentangan terpanjang karna saat dunia dan
seisinya hancur, waktu masih nongkrong aja alias gak ikut-ikutan hancur,
buktinya Allah sudah menjelaskan berapa lama waktu nemenin manusia di padang
mahsyar. Tapi waktu juga terpendek, bahkan terlalu pendek untuk menyelesaikan
semua amanah yang telah diembankan kepada manusia sebagai Khalifah di
Bumi. Waktu juga sangat cepat, saat kita belum menyelesaikan tugas yang numpuk
tapi dikejar DeadLine, pengennya sehari itu lebih dari 24 jam deh’
#Ngarang. Tapi dia juga bisa jadi paling lambat contohnya saat kita naik angkot
yg lagi ngetem, lima menit aja udah kaya lima jam. Waktu yang berjalan kadang
kita abaikan namun pasti akhirnya kita sesalkan.
Padahal Allah SWT seringkali bersumpah dengan bagian-bagian
waktu, seperti waktu malam, waktu siang, shubuh, dhuha, ashar, dan lain sebagainya.
Coba simak aja deh firman Allah SWT berikut “Demi malam apabila menutupi
(cahaya siang). Dan siang apabila terang benderang”. (QS. Al-Lail: 1-2); “Demi
waktu fajar. Dan malam yang sepuluh”. (Al-Fajr: 1-2); “Demi waktu Dhuha
(waktu matahari sepenggalahan naik). Dan demi malam apabila telah sunyi (gelap)”.
(Adh-Dhuha: 1-2); “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian”. (Al-‘Ashr: 1-2). Tuh kan ?!
Para mufassir berpendapat, bahwa jika Allah SWT bersumpah
dengan suatu hal, maka itu menandakan betapa pentingnya hal tersebut, dan
berarti Allah SWT sedang mengarahkan perhatian Umat Islam terhadapnya.
Uizzzhh… penting banget yaa waktu… tapi sayang beribu sayang
pentingnya waktu sering gak kita sadari. Pernah denger istilah Killing Time
?? sebenernya itu adalah istilah yang sering digunakan agar waktu terasa begitu
cepat, awalnya istilah ini sering terdengar saat bulan Ramadhan khususnya bagi
orang-orang yang mengabaikan keistimewaan Ramadhan, mereka membunuh waktu siang
agar segera bertemu magrib dengan menenggelamkan diri dalam aktivitas yang
sia-sia. Sayang banget kan?!.
Namun hakikatnya, Killing Time ini juga sering kita
temukan di setiap waktu gak hanya di bulan Ramadhan, iya nggak ?? coba kita
renungi untuk hari ini aja, berapa banyak waktu yang udah kita bunuh dengan
aktivitas yang sia-sia? Padahal jika kita ambil contoh betapa sia-sianya waktu
30 menit yang dibunuh dengan menatap si kotak ajaib (red. baca TV) sekedar
mencari hiburan. So pasti manfaat yang kita dapatkan hanya seujung jari jika
dibandingkan dengan 30 menit yang kita gunakan untuk menghafal Qur’an yang
pasti dapet pahala dari membaca dan menghafalnya. Bahkan Allah menjanjikan
Syurga bagi Shahibul Qur’an pun orang tuanya nanti di akhirat akan diberi
hadiah jubbah (kemuliaan) yang nggak pernah didapetin didunia. Uahhh jelas beda
banget kan manfaat yang didapet, bedanya udah kaya langit dan sumur bor (kalo
langit dan bumi masih cetek)
Rasulullah SAW juga udah ngingetin kita untuk berhati-hati
terhadap waktu yang dibunuh dengan sabdanya: “Diantara (tanda) kebaikan
keislaman seseorang adalah ia meninggalkan perkara yang tidak berguna baginya”
(HR. Tirmidzi) pada prinsipnya, pemanfaatan waktu adalah indikator kebaikan
seseorang. Berbeda hal nya dengan para Killer Time yang terperdaya dan
terjerat dengan membunuh waktu. Masih ingat kan sebuah peribahasa terkait waktu
“Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tak bisa menebasnya maka ia yang akan
menebasmu” kalo udah ketebas kan gawat juga, karna si waktu gak bisa diajak
kompromi. Hiiiihhiiiii…..
Untuk mewujudkan kesadaran akan pentingnya waktu, ada tipsnya
nih! yang mesti kita lakukan adalah: (1) bersikap Zuhud terhadap dunia, gak
akan ada akhirnya kalo terus-terusan ngejar dunia. Seperti orang haus yang
meminum air laut, direguk sebanyak apapun tetep aja gak ngilangin dahaganya;
(2) ingat selalu mati yang gak ketebak kapan datangnya dan dimana ia temui kita,
seperti kata Abu Bakar saat diterpa sakit di Madinah “Kematian itu lebih
dekat dari pada tali sandalnya” alias deket banget! ; (3) menyadari betapa
bahayanya menyia-nyiakan waktu, sadar ataupun tidak Setan itu tepuk tangan lhoo
saat liat kita nyia-nyiain waktu’ hidihhhh….; (4) tumbuhkan semangat untuk berbuat
banyak kebaikkan dan memberi manfaat, selagi kita masih muda.. malu ama yang
uda tua tapi teteb semangat, masa kita anak muda loyo?! Kalo kata Ust. Felix “Nguras
laut ajee gih” hayohh?! ; (5) kenali cara-cara orang Shalih memanfaatkan
waktunya, berkaca dari para ulama yang gak pernah mau berhenti untuk membaca
dan menuntut ilmu apa salahnya sih kita selipin juga Al-Qur’an atau buku bacaan
di tas; and the last but not lees (6) senantiasa berdoa, memohon bimbingan dari
Allah SWT semoga kita terhindar dari kebiasaan Killing Time dan semoga
setiap kegiatan yang kita jalani dinilai ibadah dimata Allah SWT, aamiiin…
BasyLup, ada satu untaian kata dari Ibnul Qayyim Al-Jauziyah
yang bisa kita jadikan renungan:
“Wahai orang yang umurnya terbatas, yang tubuhnya setelah
mati menjadi santapan cacing.. umurmu terus berkurang semenjak di atas buaian,
detik-detik menggiringmu menuju saat kematian, akan tanggal gigi-gigimu dan
memudar cahaya matamu.. tak usah berderai air mata jika semua itu
meninggalkanmu. Wahai orang yang saat demi saat umurnya berlalu, wahai orang
yang menyia-nyiakan hartanya sedikit demi sedikit, yang menghambur-hamburkannya
saat ada kemampuan jiwa dan kekuatan raga… ingatlah akan datangnya Munkar dan
Nakir dengan wajah mengerikan, kata-kata mereka tajam menakutkan, laksana
keduanya lahir dalam satu susunan… saat itulah menuai buah tanaman amalmu, kau
berharap sedikit untuk berbuat ketaatan, kau berteriak “Ya Tuhanku, kembalikan
aku” namun alangkah menyedihkan, tak ada kalimatmu yang didengar. Wahai orang
yang tertinggal oleh kafilah para shalihin, telah sampai waktumu untuk menyusul
mereka”.
Nah, setelah kita tahu betapa pentingnya waktu alangkah
baiknya jika kita berhati-hati dalam beraktifitas, sekiranya itu tidak memberi
manfaat ahsan ditinggalin aje.. kita pindah dan sibukin diri dengan berbagai
aktifitas yang dinilai Ibadah, kalo untuk yang ini mah keep spirit dahh en
jangan katakan lelah tapi ucapkan lillah, jangan mengeluh susah
tapi ingatlah Ummah, dan jangan pernah berhenti karna berhenti hanya
pada saat kita mati.
Wallahu a’lam | niet
*Ref. - Manajemen Waktu / Agus Effendi
- Hadits Arba’in An Nawawi
- Majalah Ar-risalah ed. 145
Tidak ada komentar:
Posting Komentar