Dalam memilih antara hal baik dan buruk.
Coba kita liat jamaah pengajian dimesjid yang mengkaji Al Qur’an dan jamaah
konser yang di bimbing oleh ‘ustadz-ustadz’ (red. Baca: penyanyi) kondang
bergitar papan atas, kira-kira banyakan mana jamaahnya? Walaupun pengajian itu
gratis, dapat snack dan pulangnya dibawain oleh-oleh, tetep saja kalah dengan
‘pengajian’ konser yang bejubel, panas, udah gitu bayar lagi. Lain dengan
sahabat Ali bin Abi Tholib yang berani memilih islam dan meninggalkan berhala
tanpa minta izin dari bapaknya yaitu Abu Tholib, sedang sahabat Ali pada saat
itu adalah seorang anak kecil, namun beliau mampu memilih hal baik dan
meninggalkan yg buruk.
Dalam hal kepemimpinan dan keberanian.
Tidak lebih dari 20 tahun usianya, Usamah bin Zaid ditunjuk Rasulullah sebagai
panglima perang. Dan diantara pasukannnya adalah Abu Bakar As Shiddiq dan Umar
bin Al Khattab. Namun sebelum pasukan ini di berangkatkan, Rosulullah wafat dan
meninggalkan pesan supaya pasukan yg dipimpin oleh Usamah ini tetap di
berangkatkan. Maka abu bakar yg menjadi khalifah yang menggantikan kepimpinan
setelah wafatnya rasulullah menjalankan wasiat beliau shalallahu alaihi
wassalam. Dan di bawah kepemimpinan panglima perang yang masih belia ini, kaum
muslimin masuk menyerang perbatas Syiria dan mampu menyiutkan nyali Romawi pada
saat itu. Nah, adakah remaja modern yang gak ketinggalan zaman ‘katanya’,
memiliki jiwa pemimpin dan berani seperti Usamah bin Zaid? Dan masih banyak
aspek lain yang pemuda masakini jauh ketinggalan di banding pemuda masa lampau
dalam banyak hal. Dalam hal kefasihan dalam berbicara misalnya, keilmuan,
kecerdasan dan kesholihan.
Sobat syabab, ditangah zaman modern ini,
banyak hal yang membuat kita semakin terlena. Ditengah zaman yang serba pencet
ini, kadang membuat kita semakin malas karena semuanya serba instan dan mudah.
Dan di zaman yang sudah tua ini, kita juga lupa untuk mempersiapkan bekal menuju kehidupan yg kekal,
yakni keidupan setelah musnahnya segala kemoderenan dunia.
Sobat syabab, mari kita renungkan sejenak
kenapa kwalitas remaja masakini jauh dibawah remaja masa lampau? Padahal remaja
masakini dan masa lampau juga menjalani fase kehidupan yang sama. Mereka makan
kita juga makan, bahkan makanan kita rasanya lebih enak dari pada makanan
mereka. Mereka belajar kita juga belajar, tapi kenapa hasilnya berbeda?
Sobat syabab, coba kita berfikir
sejenak, mungkin ada penyakit-penyakit yg mulai masuk kedalam diri kita atau
mungkin kita sudah terinfeksi dengan penyakit-penyakit ini, sehingga tidak
mampu mengoptimalkan potensi yg di anugrahkan Allah bagi kita. Coba kita kenali
penyakit-penyakit berikut :
::
Galau ::
Ini merupakan penyakit kronis remaja
saat ini. Gak Cuma kronis tapi juga menular. Coba kita bayangin, karena hal
sepele berantem sama pacar (padahal pacaran dalam islam kan gak boleh), seorang
cowok yg harusnya punya sikap gagah berani tiba-tiba jadi pendiam, murung, gak
doyan makan tapi suka ngemil, duduk di atas genteng dengan tatapan kosong,
bikin bingung orang tua, giliran ditanya ‘kamu kenapa nak?’ jawabnya singkat
‘gue lagi galau’. Si cewek juga gak kalah heboh, di pojokan sekolah nangis,
pulang kerumah di pojokan kamar semakin histeris. Seminggu lewat nangisnya juga
gak berhenti. Lebih parahnya lagi penyakit ini bisa nular ke orang lain. Coba
deh kalau ada orang nangis histeris seperti kasus diatas, pasti kan temennya
ikut-ikutan nangis, giliran ditanya ‘kenapa lo nangis, kan yg sedih gue?’
jawabnya singkat ‘gue juga ngerasain apa yg lo rasa’. Gubraakk!!
Shobat, marilah bersikap sedikit dewasa.
Jangan terlalu larut memikirkan hal-hal yg tidak perlu, karena hal seperti ini
dapat menghabiskan waktu dan membuang tenaga. Ingat!! waktu yg kita punya itu
pendek. Jangan kita perpendek dengan kesedihan yang berlarut.
::
Killing time ::
Manjadi seorang pembunuh juga merupakan
sebuah penyakit. Bukan membunuh nyamuk atau lalat, tapi membunuh waktu. Pada
bulletin yg dahulu, pembahasan ini sudah kita bahas panjang lebar. Hanya
sekedar mengingatkan, bahwa ngelamun panjang, siang malam kerjaanya tidur, dan
hal semisal dapat menjadikan kita sebagai pembunuh waktu. Ingat!! Waktu kita
itu pendek, jangan kita perpendek dengan membunuhnya.
::
Unseriously ::
Keseriusan atau kesungguhan adalah salah
satu sarat dalam kita mendapatkan sesuatu. Dalam belajar atau menuntut ilmu,
Imam Syafi’i mencantumkan kesungguhan sebagai salah satu dari enam syarat yg
beliau sebutkan. Tapi seringnya kita kurang serius dalam banyak hal. Sekolah
misalnya, bolos merupakan menu harian. Sekolah gak sibuk belajar malah sibuk
ngegebet anak orang, dsb. Atau yang udah kerja, kadang berangkat saja males.
Ngerjain kerjaan juga setengah hati dan hasil kerjanyapun buat belanja yang gak
jelas. Akhirnya kerjaan berantakan, gaji naik juga enggak apalagi jadi orang
kepercaan, its impossible. Yang ada karena tidak adanya keseriusan,
kerjaan jadi berantakan. Maka dari itu, keseriusan merupakan salah satu hal
penting untuk mencapai apa yang kita inginkan, juga sebaliknya unseriously akan
membawa kita pada kegagalan dan kehancuran.
::
Salah menyalurkan hobi ::
Hobi merupakan suatu kesenangan bagi
masing-masing orang, refresh dari kepanatan, atau sekedar menghilangkan jenuh. Namun
salah menyalurkan hobi juga bahaya, larut dalam kesenangan hingga lupa dengan
kewajiban-kewajibannya. Jangan sampai kita yg hobi memancing manghabiskan
waktunya hanya untuk mincing, hingga lupa dengan sekolah dan ibadahnya. Atau yg
hobi baca buku, hobi membaca ini baik jika yg dibaca juga baik. Namun jika yang
dibaca adalah komic atau bacaan-bacaan yang tidak layak untuk dibaca, bukannya
menambah pengetauan malah akan mematikan otak dan merusak kepribadian diri
kita. Atau juga salah dalam memilih hobi, hobi main game online, hobi tidur,
hobi nonton, dan masih banyak hobi-hobi lainnya yag tidak bermanfaat justru
akan mematikan daya kreativitas remaja.
::
Suka dengan hal yg tidak bermanfaat ::
Hangout, nongkrong, shoping ke mall tapi
gak belanja, kecanduan nongkrong di jejaring sosial, dan seabreg
kegiatan-kegiatan kurang bermanfaat yang hanya sekedar bersenang-senang saja.
Shobat syabab, masa muda ini adalah masa emas. Belajar, tinggal belajar tanpa
kita harus mikir biaya karena orang tua kita yang menanggung semua. Potensi
tinggal dikembangkan karena orang tua dan yang lainnya pasti akan mendukung
selama itu positif. Dan jangan sampai kita menyesal, begitu hilang masa emas
ini dari diri kita. Ketika senja menyapa masa mudapun telah tiada. Pada saat
itu tidak ada hal unik (baca : baik) yang bisa kita banggakan. Tak bisa juga berbagi
pengalaman berharga kepada generasi setelah kita. Kalau sekarang kita habiskan
waktu kita untuk sekedar nongkrong sama temen-temen gak jelas tujuannya, masak
pas tua nanti kita mau nyeritain zaman kita nongkrong dulu ke anak-anak kita.
Atau mau nulis buku yang berjudul “Tips nongkong unik dan asyik” manteb tuh, #ups
jangan deh itu malah memperparah penyakit yg udah #KRONIS.. hehhe :D
Shobat syabab, diatas adalah beberapa
penyakit yang akan mematikan potensi kita sebagai generasi muda. Dan masih
banyak virus-virus penyakit yang biasa kita lakukan semisal dengan yang telah
disebut diatas. Nah untuk mengobati penyakit tersebut ada bebepa terapi yang
harus kita jalani, diantaranya : (1) Sadari kelebihan dan kekurangan diri kita;
(2) Memanfaatkan waktu sebaik mungkin; (3) Melakukan hal-hal yang bermanfaat;
(4) Jangan pernah berhenti mencari ilmu; (5) Melejitkan potensi dan yakin atas
kemampuan yang kita miliki; dan yang paling penting (6) Selalu memohon petunjuk
kepada allah.
Semoga kita semua termasuk pemuda yang
senantiasa memperbaiki diri dan menjadi generasi yang tidak tertinggal jauh
dari generasi terbaik yang telah mendahului kita mengukir kalimat ‘Laa ilaaha
illallah’ di 1/3 belahan dunia. Aamiiin..
Wallahu
A’lam | Jameel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar